Mengapa?

Mengapa?
Mengapa kamu begitu?

Kami salah kah?

Salahkah kami peduli?

Apa kamu tau rasanya kami gimana?

Kami rela membuang waktu kami yang sangat berharga.
Hanya buat kamu.

Tak merasa kah kamu dipedulikan banyak orang?

Kamu tau perasaan kami dikecewakan kamu?

Atau kamu gak punya perasaan?

Kamu emang munafik!!!!
Hanya menebarkan janji yang bahkan belum tentu bisa dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Kamu emang kejam!!!
Tetap seperti itu sama saja membunuhmu secara perlahan.

Kamu emang jahat!!!!
Tak pedulikah kamu kepada orang-orang disekitarmu?
Sedikit saja?

Tak pedulikah?

Tentu.
Kamu kan gak punya hati.

Harusnya kamu berbahagialah sedikit.
Kami masih ingin menerimamu.
Kami masih mau bersamamu.
Walaupun kami bukan siapa-siapa kamu.

Aku yakin kamu pasti bahagia.
Jika kamu punya hati.

Kamu punya hati kan?
Atau butuh hati?

Sini aku transfer.

Biar kamu dapat merasakan tulusnya orang-orang yang peduli.

Orang-orang yang sayang padamu.
Orang-orang yang bahagia karenamu.
Orang-orang yang sedih tanpamu.

Kami siap menampung keluh kesalmu.
Kamu bebas memilih siapapun dari kami.

Namun itu hak mu.
Kami tidak memaksa.

Setidaknya hargailah kami.
Walaupun cuma sedikit.
Kami hanya minta itu kok.
Gak lebih.

Serius.

Coba aja.

Apa susahnya?

Kamu juga gak mau kan terganggu akibat kehadiran kami?

Yang selalu menghantuimu.
Yang selalu mengganggu waktumu.
Yang selalu ingin kamu ini dan itu.

Kamu tau mengapa kami begitu?

Karena kami peduli.

Kami gak mau kamu kesepian.
Kami gak mau kamu sedih.
Kami gak mau kamu tertinggal.

Ini semua bukan tanpa alasan.
Ini buat kebaikanmu.

Okelah kalau kamu tak menganggap itu baik.
Terserah kamu.
Kami emang mengganggu kok.

Emangnya kami siapa?

Hanya orang-orang tak penting.
Yang suka mengurus hidup orang lain.

Namun kamu penting bagi kami.
Amat sangat penting.

Salahkah kami peduli?

Baiklah kalau salah.
Kami akan berhenti.

Jangan harap kami akan kembali.
Jangan harap kami mau menerimamu kembali.
Jangan harap kami akan melakukan hal bego lagi.

Kami hanya minta kamu jawab pertanyaan kami dengan sangat jujur dan cepat.

Mengapa kamu begini?

Tidak perlu kamu sampaikan pada kami.
Namun sampaikanlah jawaban itu pada Tuhan.

Kami hanya mengingatkan.
Karma masih berlaku loh.

"Ini Semua Bukan Tanpa Alasan" | pukul 11 malam gitulah | Yogyakarta, 25 Februari 2015

Apa?

Apakah aku salah?
Apakah kami salah?
Manusiawi dong kami gitu.

Okelah kamu terganggu.

Kamu belum ngerasain kan gimana terganggunya aku, dengan keadaan yang lebih parah daripada yang kamu rasakan.
Kita mah cuma dimulut, gak sampe buat gaduh kayak gempa bumi.

*think again*

Kamu gapernah ngerasain sih, gimana kalo kamu jadi aku.

Apa kamu bakal ngelabrak langsung?
Apa kamu bakal marahin langsung?

Toh, kamu juga cuma bisa nyindir.
(Maka aku balas dengan sindiran juga)

Aku bisa apa coba?
Aku siapa disini?
Hanya manusia biasa, yang sering terhina.

Sama kayak kamu.

Kami masih ramah kok sama kamu.
Gak pernah lupa sapa kamu.
Gak pernah lupa senyum sama kamu.

Apa kamu tau?
Apa yang aku rasakan?

Bukan cuma dijutekin, tapi disindir juga.
Aku salah apa coba?

Oke, aku bego.

Aku ngerasa aku gak salah.
Aku pengen teriak NGACA DONG!!!

Yang dulu masih aja di ungkit-ungkit.
Kalo kamu udah dewasa harusnya kamu bijak dong, kamu ngerti.

Kamu dewasa?

*think again*

Percuma berpikir kalo kamu gapernah pake otak buat mikir.

Kamu bisa make otak kan?

Oke aku ganti.
Kamu punya otak?


tengah malam | Yogyakarta, 23 Februari 2015