Dongeng (lagi) Sebelum Tidur


Seekor kura-kura bertanya kepada seekor kelinci “mengapa aku lambat?” dan kelinci itu menjawab “karena kamu selalu membawa beban berat di pundakmu. Tidakkah kau letih membawa rumahmu kemanapun?”

“aku tidak lelah. Jika aku lelah aku tinggal masuk saja ke rumahku.”

“terus?”

“aku terlindung dari hujan badai dan panas terik matahari.”

“terus?”

“aku juga merasa aman dari musuh-musuh yang mencariku, karena – salah satunya – aku bisa menyamarkan diri menjadi batu dan berdiam diri di tanah, persis seperti bunglon jika ingin melindungi dirinya.”

“terus?”

“mengapa kau selalu bertanya ‘terus’ terus-terusan?”

Kelinci itu tersenyum “begitu maksudku, kura-kura. Walaupun engkau lambat karena selalu membawa beban berat di pundakmu, jangan mengeluh! Karena beban yang kamu bawa itu sangat bermanfaat hanya pada dirimu. Walaupun kamu dicaci maki oleh yang lainnya, biarkan saja mereka, toh mereka juga tidak dapat melakukan apa yang kamu lakukan. Kami – binatang yang lebih cepat dari kura-kura – tidak bisa melindungi diri kami seperti kalian. Kami bahkan tidak membawa rumah kami kemana-mana! Itulah yang menyebabkan kami dapat bergerak lebih cepat dari kalian, agar jika rumah kami rusak, kami bisa segera pergi dan mencari rumah baru. Kamu juga tahu, kan, betapa sulitnya mencari rumah baru, dengan suasana yang berbeda tentunya jika dibandingkan tempat tinggal yang lama”

“kalian juga akan terbiasa, kan? Jika bisa tinggal di rumah baru.”

“tapi kami tidak seaman kalian! Kami terlalu mencolok jika tiba-tiba berada di lingkungan baru, dari predator sampai pemburu tidak henti-hentinya mengejar kami yang sibuk melarikan diri, berpencar, terpisah dari keluarga, dan berada di tempat asing yang tak pernah kau datangi sebelumnya. Apalagi jika cuaca seperti hujan saja dapat membasahi rumah kami seketika..... Tidak seperti dirimu yang tidak bisa dibedakan dengan bongkahan batu, kami terlalu sulit menyamarkan diri.”

“tapi kau kan bisa berlari terus.”

“memangnya kamu tidak lelah jika berlari terus? Apalagi sambil membawa rumah”

Kura-kura terdiam.

“kami yang tidak bawa apa-apa saja lelah jika lari terus-terusan. Kita bukanlah makhluk super yang bisa bergerak semaunya.”

“......”


“Yang penting sekarang kamu tahu, kan? Semua makhluk hidup diciptakan untuk hidup bersama-sama bukan tanpa alasan, bukan juga karena kelebihan dan kekurangan yang menyebabkan dirimu bisa bertanya tadi, tapi dari kelebihan yang kita punya, kita dapat melindungi makhluk yang memiliki kekurangan, begitupun sebaliknya. Coba kalau tidak, bagaimana bisa kamu bisa ke atas bukit secepat ini jika bukan karena aku yang berlari membawamu? Dan bagaimana bisa aku berlari tanpa kelaparan jika bukan kamu yang mengambilkan makanan untukku (tepatnya, kau kujadikan batu untuk menjatuhkan buah-buahan).”

--------------------------------------------------------------------------------

*edited*

Jadi, apa yang bisa anda ambil dari cerita di atas?

Tidak. Saya bukan sok bijak. Saya hanya berpikir tentang apa yang pantas dan sebaliknya.

Believe in God



Nemu di timeline LINE. Seketika gambar ini juga menghapus segala keraguan saya untuk terus melanjutkan hubungan mesra dengan orang yang lagi deket sama saya. Hoahahahaha.

Karena Kami Berbeda, dan Berbeda itu Indah

Padahal baru beberapa waktu lalu ngepost, sekarang udah ngepost lagi. Nggak jauh-jauh sih dari topik awal.

Pas lagi denger lagu di handphone satunya, sambil main game di handphone yang saya gunakan untuk ngeblog ini, trus lagunya mulai ngeplay dari Last Child yang judulnya "Indahkah Perbedaan", aktivitas saya yang lagi main handphone tadi langsung saya hentikan. Entah kenapa lagu ini menarik untuk didengarkan. Mungkin karena memang cocok dengan keadaan saya saat ini, yang di postingan sebelumnya (kalau anda peka) lagi deket sama cowok tapi ya karena perbedaan besar ini membuat saya ragu apa saya yakin dengan jalan yang saya pilih, namun karena sudah berjalan lumayan lama (untuk kategori "pedekate") saya nikmati aja dulu hubungan ini.



Faith

Perbedaan ini terlalu besar, tak bisa dipersatukan. Kalau memang harus berpisah, mengapa kami dipertemukan?

Kau tahu bahkan tak merestui, tetapi mengapa engkau biarkan rasa ini tumbuh begitu saja?

Wahai engkau Sang Maha Membolak-balikkan hati, ijinkan aku untuk menyayanginya, layaknya menyayangi semua ciptaanMu. Dia menyembahMu, seperti aku menyembahMu, namun dengan cara yang berbeda.

Aku siap menghadapi apapun yang terjadi, termasuk jika kau balikkan hati ini, asal jangan kau balikkan hatiku padaMu.


C(h)ina

Tahu aplikasi LINE? Pastinya juga tahu, kan, sama channel LINE TRIVIA? Barusan saya "dikerjain" sama channel ini.

Kronologisnya singkat saja. Saya dapat notification dari channel ini, isinya ya sejenis game tebak-tebakan gitu.


Dengan pedenya saya jawab "china", daaaaaaan apa yang terjadi?


Saya syok (?) mendadak. Ini game sesat banget, padahal saya yakin jawaban saya benar.

Saking penasaran dengan jawabannya, sempat terpikir buat googling, tapi niat itu saya urungkan karena saya ngerasa bego banget masak hal kayak gitu aja nggak tau. Saya asal ketik nama negara yang menurut saya benar. Dari yang awalnya saya kira 'benar' sampe akhirnya saya jawab ngaco.


Dari semua negara yang saya jawab, tidak ada satupun yang benar - ya iya lah salah semua, jawabnya aja ngaco.

Tapi karena saya yakin dengan jawaban saya yang pertama kali, saya mulai mengetik dengan menghilangkan salah satu hurufnya, menyisakan "cina".


Speechless.

Kayaknya sengaja dikerjain deh biar nggak dapet hapenya. :v

Kesel juga sih padahal kan sama aja jawabannya, bahkan saya juga meragukan jawaban sebenarnya itu beneran sesuai sama ejaan sebenarnya atau enggak. Tapi ya sudahlah, namanya juga game, saya nggak tertarik sama hadiahnya, saya lebih tertarik sama hasil dari jawaban absurd yang saya berikan. 😁😌

Ini ceritaku, apa ceritamu?

Apa itu Karma?



anda tahu karma? iya, yang kalo kata-kata orang (pasrah) "kamu pasti ngerasain apa yang aku rasain" disaat dirinya dalam keadaan yang buruk.

ehem... iya, itu ciri-ciri orang pasrah. menurut saya loh yaaa.

kenapa begitu? karena orang yang kayak gitu taunya bertindak doang, mikirnya pake emosi, tanpa berpikir kebelakang apa yang dia lakukan sebenarnya.

saya pernah dapat pertanyaan "apa kamu percaya karma?" di akun ask.fm saya. karena saat itu pun banyak yang nge-ans pertanyaan itu, saya juga mulai baca-baca jawaban mereka. ada yang percaya ada juga yang tidak. kalau alasan percayanya, kesimpulan yang saya dapatkan setelah membaca jawaban mereka seperti ini : "karma itu ada, kamu harus percaya kalau mau hidupmu tidak sial". jawaban seperti ini adanya malah menakut-nakuti orang lain saja. sedangkan bagi yang tidak percaya karma, alasan yang diberikan seperti ini : "karma itu tidak ada, yang ada itu apa yang kita tanam itu yang kita petik". maksudnya apapun yang kita lakukan hari ini akan berefek pada kemudian hari. misalnya kalau hari ini anda menolong seseorang, suatu hari nanti anda yang akan ditolong orang, walaupun bukan orang yang sama.

coba deh berpikir luas, kenapa kita bisa "celaka" - anggap aja gitu istilahnya - akibat orang lain. saya mengambil dua kesimpulan dari pernyataan saya diatas:

1. Tuhan sedang menguji kita
mungkin Tuhan ingin menguji kesabaran kita, dengan memberikan cobaan lewat orang lain. jika lolos melewati cobaan yang diberikan, bisa jadi kedepannya kita akan dapat cobaan yang lebih berat lagi. tapi, yakin deh, kita bakal jadi orang yang "baik" oleh Tuhan. jangan marah kalau dimanfaatin orang-orang karena kebaikan dan kesabaranmu, tapi tegurlah mereka dengan baik-baik jika sudah keterlaluan. ajarkan ilmu kebaikan seperti ini "kalau kamu baik ke orang walaupun kecil, Tuhan akan baik ke kamu berkali-kali lipat". kebaikan yang kamu lakukan mungkin tidak akan kamu rasakan hari itu juga, bisa saja hari lain diaaat kamu benar-benar membutuhkan.
eh tapi jangan pernah tanyakan mereka "apa Tuhan meminta kamu memberi cobaan ke aku?". jangan, soalnya lucu. 😁

2. ada "kesalahan" yang dilakukan sebelumnya
ambil contoh, anda begadang sehingga tidur telat, berefek bangun kesiangan, dan setiba di tempat kerja anda dimarahi atasan. jangan mendoakan atasan (walaupun dalam hati) agar turun jabatannya. tapi cobalah berpikir kebelakang, mengapa anda bisa telat. dari situ anda tahu kan, siapa yang salah? 😁
dari contoh permasalahan ini saya rasa anda paham. intinya "berpikir kebelakang" bukan mendoakan yang tidak baik kedepannya.

jadi, menurut anda, yang benar itu "karma" atau "apa yang kita tanam, itu yang kita petik"?

Katanya .....



katanya cinta akan datang kalau terbiasa.
tapi kenapa disaat sudah terbiasa pun cinta tak juga datang?

kalau yang "mudah" saya rasakan adalah jatuh-cinta-pada-orang-yang-salah,
dan saat ini saya tidak merasakan apapun padahal sudah sering bersama,
apakah yang (akan) saya rasakan saat ini adalah cinta-pada-orang-yang-tepat?

badmoodbadday

"kok mau-maunya aja gue nangis gara-gara dia?" kan bego banget.

iya, gue bego, kenapa baru nyadar.

gue masih sakit hati, masih kesal, masih dongkol, dan sejenisnya.

siapa sih yang nggak sakit hati saat pekerjaannya dijelek-jelekin?

gue ngerasa ini amanah gue, jadi apapun yang terjadi gue harus tanggung jawab. termasuk dihina sama orang yang nggak suka sama apa yang gue kerjakan.

tapi entah kenapa kalo sama manusia ajaib ini, selain bisa bikin gue kesel, juga bisa bikin gue nangis.

kenapa gue nangis? karena gue nggak tau lagi gimana cara ngadepin orang kek gitu.

selain ngehina pekerjaan gue, dia juga udah ngejatuhin harga diri gue. ya gue masa bodo sih. buat apa gue berubah jadi yang dia inginkan kalo sekeliling gue masih mau menerima kehadiran gue yang sekarang.

tapi sekesel-keselnya gue sama dia, gue lebih kesel kalo ada yang ngerasain apa yang gue rasain. yang nyakitin gitu lah ya.

gue nggak suka. menurut gue ya cukup gue aja yang sakit, yang laen jangan. tapi udah terlanjur, orang laen juga ngerasain.

yaaa, salah dia juga sih kenapa mancing emosi orang.

gue ngerti dia (katanya) maksudnya baik, tapi cara penyampaiannya yang nggak bisa gue terima. kalo bisa ya jangan bawa-bawa tugas gue dong. kalo dendam pribadi yaudah sampein aja langsung. gue cewek, gue ngerti lah.

mungkin gue bisa dikategorikan sebagai "Musuh Nomor Satu"nya dia.

ah, biarkan dia dewasa dengan sendirinya.

Bye-bye My Moodboster

awalnya muncul begitu saja saat saya lagi ngadmin. entah kenapa followers yang satu ini menarik perhatian saya. kemudian saya stalk dan menemukan suatu "bukti" yang jujur saja menohok banget.

karena untuk masalah yang satu ini nggak saya ceritakan pada siapapun - dan saya sangat butuh pelampiasan - akhirnya dengan brutal dan tega pun saya mengupdate tentang perasaan yang saya alami di LINE. merasa belum puas, saya update di Twitter. kalo galau banget pasti saya tuangkan di Twitter. kenapa? karena hanya Twitter satu-satunya sosmed yang nggak dimiliki orang tua saya.

yeah, kalian boleh bilang saya anak yang tega. tapi terkadang kalian juga butuh pelampiasan dimana pada saat itu kalian tidak ingin orangtua kalian tahu, kan? saya pernah bikin pm yang membuat orangtua saya panik, padahal saya biasa-biasa saja, dan saya hanya membalas 'ndak apa-apa'.

setelah puas dan lega, entah kenapa saya juga ingin ngeblog. mungkin kalau postingan ini saya baca lagi, saya akan teringat kembali betapa sakit hatinya seorang cewek-tidak-peka terhadap seauatu yang sebenarnya biasa saja tapi bisa membuat (hanya) dia yang baper. mungkin ini memang balasan akibat dia yang nggak peka, akhirnya dipehapein sama cowok yang sudah memberikan harapan (entah saya yang kegeeran ato emang iya kalo dia ngasih harapan), tapi dia duluan yang meninggalkan saya. saya nggak salah, dong. :3

setelah bikin tweet saya berhenti ngestalk. saya bersyukur banget bisa menemukan fakta bahwa dia sebenarnya baik-baik saja. yaaa, walaupun baik-baiknya itu bukan karena saya, saya juga nggak maksa. saya tahu dengan status cewek-tidak-peka saya pun nggak bisa membahagiakannya.

dia baik. amat baik. saya nggak bisa membalas kebaikannya. saya nggak mau terlalu mempermainkan kebaikannya. saya ikhlas dia pergi kemanapun yang dia inginkan. serius.

saya hanya bisa berharap, semoga kita semakin jarang bertemu, karena move on itu butuh waktu.

dan itu berarti, saya harus mencari moodboster baru.
semangat qaqaaaaa~