Conscience

Sehebat-hebatnya manusia adalah ia yang dapat membantu menyelesaikan masalah orang lain dan juga masalahnya sendiri. Namun, tidak semua orang memiliki keduanya.

Hampir semua orang - entah sok atau memang benaran - bijak dalam menyikapi suatu permasalahan. Terutama masalah di dalam hati. Hati orang lain. Baik dalam memberikan masukan, ataupun hanya sebagai pendengar setia.

Iya, tidak ada salahnya, membantu orang lain tanpa ikut campur dalam masalahnya tersebut.

Tapi tidak semua orang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri. Kebanyakan menyikapinya dengan hal-hal diluar kebiasaan dan sifat yang ditunjukkan ke orang-orang.

Jadi, jika ada seseorang yang anda kenal, yang tiba-tiba bersikap "aneh" dan "tidak wajar" daripada biasanya, berarti dia sedang pusing memikirkan masalahnya.

Masalah kok dipikirkan, ya diselesaikan lah.

Dulu kalimat di atas sering saya ucapkan kalau ada teman yang bingung menghadapi masalahnya masing-masing. Sampai akhirnya saya mengalaminya sendiri. Mampus.

Distracted

Ada suatu "perasaan" yang mengganjal, entah bagaimana cara mengekspresikannya.

Cerita, pada siapa?
Menangis? Kusudah lelah.

Bosan? Tidak.

Tepatnya bukan itu.

Bukan kebosanan yang dirasakan. Mungkin seperti, hm, bagaimana caranya membuang waktu dengan hal yang bermanfaat. Saking bermanfaatnya hingga bisa membuatmu lupa akan kegelisahan hati yang sesungguhnya nggak penting untuk dipikirkan. Tapi yaa gimana, tetap kepikiran juga ujung-ujungnya.

Haha.
Dusta aja terus.

Itulah mengapa saya tidak berani berjanji. Karena saya suka mengingkari janji itu sendiri. Tanpa sadar.

Jujur saja, manusia terkadang hanya butuh didengarkan. Hanya butuh dimengerti.

Tanpa ikut dicampuri.

23 Juni 2018.
22:03.
di kampung halaman tercinta.

Bahkan ketika pulang pun masih bisa merasa galau juga.

Ketika di perantauan merasa lelah jadi ingin pulang. Ketika sudah pulang tapi masih bisa merasa dilema juga, harus bagaimana?